Buku Saku Manajer

edisi kedua

Banyak perusahaan yang memilih manajer nya dengan cara promosi dari dalam. Biasanya mereka adalah ‘pelaksana terbaik’ di perusahaan. Sering kali penilaiannya didasarkan pada seberapa baik kinerja pelaksana tersebut pada posisinya saat ini, bukan pada potensi kemampuannya sebagai manajer. Mereka berasumsi bahwa seseorang yang pernah menunjukan kesuksesan di masa lalu merupakan indikator yang menentukan kesuksesannya di masa depan. Padahal kenyataannya tidak demikian. Seorang pelaksana terbaik tidak akan serta merta bisa menjadi manajer yang baik, karena keterampilan yang diperlukan bagi seorang manajer sangat berbeda dengan keterampilan yang diperlukan bagi seorang pelaksana.

Selain keterampilan teknis yang dikuasai oleh pelaksana, faktor lain yang sering digunakan untuk mempromosikan seseorang menjadi manajer adalah alasan kesetiaan, kejujuran dan atau pengabdiannya kepada perusahaan. Hubungan kekerabatan atau pertemanan dengan pimpinan perusahaan, juga alasan lain yang sering menjadi pertimbangan promosi.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan promosi seperti itu, asalkan mereka diberi bekal keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang memadai, sehingga mereka mampu menjalankan peran barunya dengan baik. Sayangnya, banyak perusahaan yang tidak memberikan pelatihan yang memadai untuk para manajer yang baru diangkatnya. Alih-alih dilatih melalui sebuah program pengembangan manajemen terpadu, perusahaan lebih sering menggunakan metode “ceburkan ke kolam” untuk melihat kemampuan mereka.

Metode ini akan memaksa para manajer yang baru diangkat untuk “berenang atau tenggelam”. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa setiap orang secara alami mengetahui bagaimana caranya “berenang” atau dengan kata lain seorang pelaksana yang dicemplungkan menjadi manajer dianggap punya kemampuan alami untuk mengelola suatu departemen atau bagian tertentu. Padahal tentu saja mereka tidak punya kemampuan tersebut, karena keterampilan manajerial itu bukan bakat yang dibawa sejak lahir, melainkan perlu dipelajari dan dilatih terlebih dahulu.

Tak heran bila kemudian banyak manajer yang tidak mampu menjalankan tugas pokok, fungsi, peran dan tanggung jawabnya dengan baik.

Posisinya supervisor, namun dalam aktivitas sehari-hari tidak menjalankan fungsi “pengawasan” sebagaimana tupoksi utamanya. Ia malah sering terlibat dalam masalah-masalah teknis, sehingga menjadi orang yang paling sibuk diantara semua pelaksana yang ada. Karena itu mereka lebih tepat disebut sebagai “super-operator” daripada sebagai “manajer”.

Jabatannya manajer, namun ia tidak menjalankan fungsi “pengelolaan” untuk membuat keteraturan dalam organisasi yang dipimpinnya. Ia sering terlibat dalam urusan teknis operasional untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Mereka tak ubahnya seperti petugas “pemadam kebakaran“ yang sibuk memadamkan api, dan baru bekerja bila terjadi kebakaran.

Jabatannya CEO, namun ia sering turun terlalu ke bawah mengambil alih pekerjaan manajer atau bahkan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh manajer. Tak jarang pula ia merangkap semua fungsi manajer—mulai dari manajer lini pertama hingga manajer puncak—dalam organisasi yang dipimpinnya, sehinga lebih tepat disebut sebagai “chief everythings officer”.

Idealnya setiap perusahaan memiliki program pelatihan manajemen dan kepemimpinan yang terintegrasi, sayangnya tidak demikian. Karena itu, setiap manajer dan calon manajer yang sungguh-sungguh ingin menjadi manajer profesional, harus belajar secara mandiri.

Penulis buku ini, saat pertama kali menjadi manajer mengalami hal yang sama. Ia berharap perusahaan multinasional yang baru merekrutnya menjadi supervisor, memiliki Supervisory Development Program yang akan mengajari dan melatih bagaimana caranya untuk menjadi seorang supervisor yang baik, bagaimana cara menjalankan peran sebagai manajer, dan bagaimana cara melatih berbagai keterampilan manajerial yang diperlukan. Kenyataannya tidak demikian, sehingga ia terpaksa belajar secara mandiri. Memelajari keterampilan manajerial dengan caranya sendiri; yang tentu saja efektivitasnya belum teruji.

Buku ini dapat dijadikan pedoman untuk melatih keterampilan manajerial sehingga para manajer bisa menjalankan perannya secara efektif, sehingga dapat membantu menyelamatkan para manajer dan calon manajer dari pengulangan cara belajar yang mahal dan waktu yang lama.

See How Others Found This Guide Useful

Donec non nisl sit amet turpis sagittis iaculis id pharetra lorem. Sed tellus velit, sodales eget turpis ut, sagittis efficitur tellus. Nunc feugiat tincidunt lacus.

Kristen Moore

Social Influencer
4.5/5

Aliquip quae scipit eros. Anim commodi maiores pharetra, arcu incidunt, omnis iste. Elit tellus, luctus nec ullam corper mattis, pulvinar dapibus leo.

4.5/5

Elit tellus, luctus nec ullam corper mattis, pulvinar dapibus leo. Aliquip quae scipit eros. Anim commodi maiores pharetra, arcu incidunt, omnis iste.

Joel Foxx

Student

Jack Grimm

Fashion Model
4.5/5

"Aliquip quae scipit eros. Anim commodi maiores pharetra, arcu incidunt, omnis iste. Elit tellus, luctus nec ullam corper mattis, pulvinar dapibus leo."

ARMALA, MPS

ARMALA lebih dikenal sebagai pelatihnya para manajer kelas dunia, dibandingkan profesi lain yang digelutinya; sebagai pebisnis maupun konsultan manajemen.
Padahal sebagai konsultan manajemen, beliau memiliki reputasi berskala internasional.
Pada tahun 2018 ia meraih gelar yang sangat prestisius di tingkat dunia, yaitu MPS atau Master of Productivity Specialist dari Association of Productivity Specialist (APS) yang berkedudukan di New York, USA. Ini  menjadikannya sebagai orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang meraih penghargaan  bergengsi tersebut.
Bahkan di tingkat dunia pun hanya ada 38 orang yang namanya tercantum dalam “wall of fame” di kantor pusat APS di New York. Armala adalah satu dari 38 konsultan terbaik dunia tersebut.

Beliau adalah founder dan presiden Human Plus Institute – perusahaan yang bergerak di bidang konsultan manajemen dengan spesialisasi di bidang peningkatan produktivitas dan profitabilitas melalui SDM yang berkualitas – untuk membantu pengembangan sumberdaya manusia dan pengembangan organisasi klien, sehingga bisa menjadi perusahaan kelas dunia.

Melalui Sekolah Manajer yang didirikannya, beliau memiliki visi besar untuk mencetak banyak “manajer kelas dunia” agar manajer-manajer lokal (bangsa Indonesia) memiliki kemampuan yang sejajar dengan kualitas manajer bangsa-bangsa lain yang telah maju, sehingga bangsa kita bisa menjadi “tuan” di negeri sendiri.

Sebelum menjadi seorang pelatih dan konsultan manajemen, beliau telah memiliki pengalaman sebagai manajer profesional di berbagai bidang industri. Memulai karirnya sebagai penyelia hingga menduduki posisi senior manajemen pada beberapa perusahaan multinasional di Indonesia.

Order segera BUKU SAKU MANAJER

Salah satu karya terbaik dari seorang ARMALA, MPS.

Produk Anda

Buku Saku Manajer (edisi kedua) (#3545)
+
Rp 100.000

Detail Tagihan

Pesanan Anda

Produk Subtotal
Buku Saku Manajer (edisi kedua)  × 1 Rp 100.000
Subtotal Rp 100.000
Pengiriman Masukkan alamat Anda untuk melihat opsi pengiriman.
Total Rp 100.000
  • Bayar pesanan dengan transfer bank BNI dengan virtual account melalui Xendit

Data pribadi Anda akan digunakan untuk memproses pesanan Anda, menunjang pengalaman Anda di seluruh situs web ini.

Order Submitted
Special Offer
Order Receipt

{first_name}, Tunggu! Pesanan Anda hampir selesai...

Kami memiliki penawaran spesial untuk Anda sekarang

Novel Bisnis The Manager

Rp 125.000
Sebuah Novel Bisnis berdasarkan kisah nyata tentang perjalanan seorang anak bangsa, yang bermimpi untuk menjadi manajer.